Senin, 09 Januari 2017

REVIEW JOUNAL INDUSTRIAL ENGINEERING

World Academy of Science, Engineering and Technology
International Journal of Mechanical, Aerospace, Industrial, Mechatronic and Manufacturing Engineering Vol:10, No:10, 2016

Framework Study on Single Assembly Line toImprove Productivity with Six Sigma and Line
Balancing Approach
Inaki Maulida Hakim, T. Yuri M. Zagloel, Astari Wulandari


LATAR BELAKANG
Assembly diperkenalkan oleh HENRY FORD. Assembly merupakan seperangkat karya yang terbagi menjadi beberapa stasiun yang diatur sejalan untuk menghasilkann produk jadi. Perakitan telah diterapkan secara luas dalam industry manufaktur, seperti elektronik, otomotif, dan furniture. Peningkatan jalur perakitan juga terus berkembang. Peningkatan memilki tujuan untuk mengoptimalkan proses prodksi yang menyebabkan peningkatan produktivitas.
            Metode yang sering digunakan untuk meningkatkan kinerja dari jalur perakitan adalah Line Balancing (LB). LB merupak masalah menugaskan operasi untuk stasiun kerja sepanjang jalur perkaitan. Line Balancing dapat menghilangkan berbagai bentuk limbah seperti persediaan, waktu tunggu, dan transportasi sehingga dapat meningkatkan operasi efektivitas baris.
            Sebelum melakukan perbaikan pada jalur perakitan, pertama mempelajari dan menganalisis penyebab masalah, agar solusi yang digunakan tepat untuk masalah tersebut. Enam sigma adalah kerangka umum yang banyak digunakan dalam industry untuk mengidentifikasi masalah sampai memenuhi solusi yang tepat. Enam sigma berfokus untuk menghilangkan kesalahan, limbah dan pengerjaan ulang dengan lima fase siklus perbaikan. Oleh karena itu six sigma dapat diterapaan sebagai alat untuk pembuatan soalusi.
            Penerapan six sigma dalam industri manufaktur telah banyak dibahas pada penelitian. Pada tulisan ini, kerangka enam sigma akan diterapkan untuk skala laboratorium line perakitan. Enam sigma digunakan untuk menganalisis strategi perbaikan untuk perakitan sehingga produktivitas dapat mengingkat.

Tujuan
Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi masalah yang ada pada proses perakitan, serta sebagai alat untuk membuat solusi yang tepat untuk jalur perakitan sehingga meningkatkan produktifitas dengan mengunggunakan six sigma. Metode yang digunakan adalah Line Balancing.  

Kesimpulan
Six sigma merupakan kerangka umum yang digunakan untukmmengidentifikasi masalah dalam industri. Six sigma dapat menghilangkan kesalahan, limbah dan pengerjaan ulang dengan mengikuti lima fase siklus perbaikan. Oleh karena itu six sigma dapat dinyatakan sebagau akat untuk membuat sebuah solusi yang tepat untuk meningkatkan jalur perakitan. Jalur perkaitan merupakan seperangkat karya yang terbagi menjadi bebrapa stasiun yang diatur dalam baris, untuk menghasilkan produk jadi. Di tengah persaingan di bidang manufaktur industri, perbaikan jalur perakitan menjadi penting untuk meningkatkan produktivitas yang dihasilkan pada pengurangan biaya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan lini perakitan adalah Line Balancing, yang menetapkan operasi di jalur perakitan sampai menjadi menyeimbangkan atau optimal. Penelitian ini menggunakan LB sebagai metode perbaikan dan enam sigma sebagai kerangka kerja untuk menganalisis faktor penyebab ketidakefisienan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar