TUGAS 3
I.
MANUSIA
DAN PENDERITAAN
1.
PENGERTIAN
PENDERITAAN
![]() |
| penderitaan |
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
2.
PENGERTIAN
SIKSAAN,PHOBIA,KETAKUTAN
![]() |
| siksaan |
![]() |
| phobia |
Phobia
merupakan suatu situasi dimana seseorang bertindak irasional dan
mempunyai ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang yang
mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu. Phobia
biasanya disebabkan oleh seseorang yang mengalami trauma masa lalu. Rasa trauma
tersebut membekas didalam kesadarannya. Karena katakutan yang sangat, rasa
truma ditekan samapai pada wilayah ketidaksadaran.
![]() |
| ketakutan |
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang
terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut
adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
3.
PENGERTIAN
KEKALUTAN MENTAL,GEJALA-GEJALA,SEBAB
SEBAB,PROSES KEKALUTAN MENTAL.
![]() |
| kekalutan mental |
Pengertian kekalutan mental merupakan suatu
keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya
sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti
seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang
mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak
jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi
atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental
seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti
orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya.
Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah :
A. Nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
B. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
C. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya
dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
D. Komunikasi sosial putus dan ada yang
disorientasi sosial
E. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya
diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
F. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat
dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:
- Positif
: trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan.
- Negatif
: trauma yang dialami diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
4.
HUBUNGAN ANTARA
PENDERITAAN DENGAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat
ataupun ringan yang bersifaat kodrati yang sudah menjadi konsekwensi hidup
manusia. Karena terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi
penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama
sekali. Sehingga manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap sebagai
rangkaian penderitaan, melainkan optimis, berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Dalam hal ini penderitaanpun mempuyai hubungan dengan
perjuangan yaitu terletak pada sifatnya , biasanya perjuangan merupakan
suatu usaha dalam melepas dari penderitaan tersebut , Lain halnya bisa terkait
lagi bila kita akan memperjuangkan sesuatu pasti kita harus melewati bebrapa
penderitaan untuk mencapai target dan Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia
hanya merencanakan dan Tuahan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan
sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaaan. Penderitaan yang terjadi
selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang
lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang
lain atau masyarakat menderita.
5.
PENGARUH
YANG TERJADI JIKA MENGALAMI PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna" ,"nasib sudah menjadi
bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu
tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya Apabila sikap negatif dan
positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton,
maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu
dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa
hambatan harus disingkirkan.
Apabila sikap negative dan sikap
positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton,
maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaiannyaitu
dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa
hambatan harus disingkirkan.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar